Saya sudah mengajar di Binus sejak tahun 1988. Waktu itu Ibu Th
Widia sendiri yang meminta saya untuk membimbing mahasiswa yang akan
ikut ujian negara (termasuk saya). Waktu yang diberikan hanya dua bulan
sampai hari ujian. Pelajaran yang saya harus ajarkan adalah bahasa
pemrograman dBase II dan Lotus Makro. Setelah banyak pertimbangan
akhirnya saya memenuhi permintaan Ibu Widya. Hasil dari bimbingan saya
waktu itu lulus 100%.
Selanjutnya, Ibu Widia kemudian menunjuk
saya untuk menjadi dosen yang mengajar matakuliah tersebut untuk STMIK
Bina Nusantara disamping pelajaran lainnya di jurusan SI.
Bulan
berlalu, tahun juga berganti. Demikian pula STMIK bertambah maju dan
besar. Tapi cara ngajar saya dari tahun ke tahun tetap saya pertahankan
guna menjaga mutu. Itu saya lakukan karena almamater saya, Saya sudah
menganggap Binus sebagai bagian dari hidup saya. Saya rela tidak
mengejar posisi dan jabatan dan tetap sibuk mengajar, demi mengharapkan
segelintir mahasiswa yang saya ajar bisa membuktikan diri mereka di
masyarakat agar nama Binus tetap harum karena kualitas yang baik.
Tapi
cara saya mengajar seperti mulai terusik setelah Ibu menderita sakit
dan wafat. Semua mulai berubah. Banyak aturan yang muncul...contoh :
Dosen yang banyak tidak meluluskan mahasiswa ditegur, waktu untuk
periksa ujian diperpendek, menggerakkan dosen untuk memberi nilai tulis
walaupun jawaban mahasiswa salah, menekan dosen dengan mengatakan "Kalau
banyak mahasiswa yang tidak lulus, mungkin saja dosennya yang tidak
mampu", dan berbagai kegiatan lainnya yang akhirnya menjadikan para
dosen menjadi "BERBAIK HATI" untuk memberikan nilai lulus pada mahasiswa
walaupun mahasiswa tersebut tidak mampu sama sekali untuk pelajaran
tersebut.
Semua yang saya katakan itu benar adanya dan itu sudah
bukan rahasia lagi. Tapi karena mahasiswa diuntungkan dan dosen merasa
tidak rugi kalau melakukan hal seperti itu, maka dari luar semua
tampaknya ok saja. Memang, cara itu adalah cara yang paling jitu untuk
mengakali pendidikan, sebab mahasiswa lulus sesuai nitanya masuk ke
Binus, bagi dosen juga tidak ditegur oleh Kajur dan posisinya mengajar
akan selalu aman karena disukai oleh Kajur.
Tapi lihatlah
prestasi anak Binus di dalam masyarakat, kebanyakan dari mereka cuma
jadi sales atau marketing. Kalaupun ada job expo, lowongan yang terbesar
terisi cuma marketing, management training atau sales. Kasihan
sekali........
Susah-susah sekolah, ayah ibu banting tulang
menghemat penghasilan, hasilnya anaknya lulus , tapi cuma untuk jadi
sales atau marketing saja......posisi pekerja yang tidak memerlukan
IT.....
Terus terang saja, saya tidak tega untuk memberikan mahasiswa
angka lulus kalau mereka sebenarnya tidak menguasai pelajaran tersebut.
Sebab saya merasa saya berdosa karena saya berbohong. saya berbohong
pada mahasiswa, berbohong pada orang tua mereka (tidak bisa diberi nilai
lulus), berbohong pada masyarakat dan yang terpenting berbohong pada
almamater sendiri dengan menghasilkan mahasiswa yang sebenarnya tidak
mempunyai kemampuan tersebut. Malu saya...malu....
Oleh sebab
itu, dalam penilaian saya sangat ketat, tapi saya tidak pernah
mengurangi nilai yang seharusnya diperoleh mahasiswa. saya menilai ujian
sesuai porsi nilai yang ditetapkan, cuma tidak pernah ada nilai tulis
dan nilai untuk mengkatrol nilai agar mahasiswa yang lulus jadi banyak.
Hal
ini saya lakukan karena saya menempatkan posisi saya sebagai seorang
ayah. Kalau saya orang ayah, tidak mungkin saya mau memasukkan anak saya
ke sekolahan / universitas yang hanya memberikan stempel lulus tapi
tidak bisa menjamin anak saya memperoleh ilmu yang diajarkan. Buat apa
saya membayar sejumlah uang tapi anak saya tidak bisa apa2x, cuma bisa
ngakali orang tuanya (Lulus tanpa mutu).
Saya juga tidak ingin
kejadian kasus Prita terulang di dunia IT. Sebab kalau hal itu terulang,
Binus yang menjadi almamater saya akan terkubur selamanya.
Hal
yang juga mendorong saya demikian adalah karena saya mendapatkan
informasi dari teman-teman saya (ex STMIK Bina Nusantara) dan juga
beberapa pimpinanperusahaan bahwa semakin hari, semakin sedikit
mahasiswa Binus yang bisa lewati test yang dilakukan perusahaan.
Terus
terang saja, memberikan nilai lulus pada mahasiswa itu sangat mudah.
Seringkali mahasiswa sangat senang akan hal seperti ini. tapi tahukah
bahwa sebenarnya dosen yang seperti itu justru membunuh mahasiswa itu
sendiri. Sebab tidak mungkin mahasiswa itu bisa bekerja sesuai
sertifikat pendidkan yang dimilikinya. Lalu, kalau memang mau kerja
dibidang tersebut, mahasiswa tersebut juga tidak mungkin belajar kembali
di S1 yang sudah dinyatakan lulus.
Dosen menilai mahasiswa
paling lama satu sampai lima semester, tapi mahasiswa akan dimilai oleh
masyarakat selama hidupnya. Jadi kalau ada pemberian nilai bagus untuk
matakuliah yang memang tidak dikuasai, seharusnya mahasiswa menolak,
karena itu sama saja membunuh masa depan mahasiswa.
Dalam benak
saya tetap berpendapat, sekolah / universitas adalah tempat untuk
menuntut ilmu. Selama masih tidak bisa, tidak perlu malu untuk terus
menuntut ilmu. kalau tidak belum menguasai ilmu dan diberikan sertifikat
lulus, itu sama saja kita diusir dari tempat belajar kita. Sayang uang
pangkal yang sudah dibayarkan orang tua yang dicari dengan bercucuran
keringat tapi tanpa hasil.
Nah, demikianlah dasar pemikiran saya
dalam mengajar, terutama dalam memberi nilai. Kalau anda sudah baca yang
saya tulis, masihkah saya anda anggap saya sebagai dosen killer?
Ataukah anda akan mengatakan tindakan saya adalah benar? Silahkan
saja...semua terserah anda. Yang pasti, saya selalu percaya semua di
dunia ini akan seimbang....Apapun yang anda buat akan berbuah dikemudian
hari....
by Oei Pek Jin (dosen SI and IT)
Note :
ni sedikit note aja dari gw...
itu beneran tulisan salah satu dosen di binus yg gw share ke kalian...
masih inget dong ma 3 idiots yang sering kita omongin n maybe jadi inspirasi buat sebagian dari kita...
menurut
gw, setelah gw tonton tuh film, baca note ini and dengerin kata2 pak
Iman (bukan ngada2,please :d),,,,gw sempet mikir, apa gw udah d jalan yg
bener ya ?
gw masih inget yg udah beliau omongin d kelas, bahwa jadi seorang engineer is not easy...
kadang klo ngeliat yg sekarang, kemampuan gw blom sampe ke arah situ...
semua pasti sering denger, buat apa kita lulus dari SK tpi cman jadi tekhnisi doang,sales ato ujung2nya marketing,,,,
gw sempet kepikiran itu, that is not my dream,,,i just wanna be real engineer,,,but how ? gw sendiri lom tw...
masih ada keraguan kayaknya,,,
terkadang
gw juga miris, ngedengerin temen2 gw yg ujung2nya kerjaannya g sesuai
dengan apa yg mereka ambil (pas lulus)....temen gw pernah cerita, anak
ilmu tanah dari I** aja cman jadi teller bank kerjanya,,,so, what for u
chosee that major ? cman buat dapet ijasah kuliah aja ? (-.-")
gw bener2 bingung n ragu,,, yaa...mw gmn lagi ci, secara susah buat lulusan kita kerja di sini, ya kan?
tpi
masa g ada yg punya nyali buat ngerubah itu, keluar n balik lagi buat
ngumpulin para engineer itu or profesor buat kerja d sini
(Indonesia).....
n satu hal dari note, yg akhinyar membuat gw tahu,kenapa temen2 gw (KALIAN) g bsa kerjain soal ujian..
tw mantra ALL IS WELL kan??? remember kata-katanya Rancho deh, bahwa hati kita ini TAKUT...
percuma
aja kalian baca mantra itu, tpi hati kalian takutnya melebihi kata
itu,,,n kalian g pernah ngerti apa yg d ajarin,,mengharapkan soalnya yg
sama untuk dijawab, ya g? (kadang gw mikir juga kayak gtu ci,hehheh)
tpi sekarang2, gw dah merubah mind set gw kok, because i have plan,hehehhe,,,
sampe2
setiap ujian mesti ngajarin KALIAN, syukur2 ada yg ngerti n bisa,,,
udah belajar aja masih bingung ngerjainnya (berharap soalnya sama ma yg d
catetan),,,thinking out of the box..
lo bakal mahami sendiri, sekali pun lo g ngerti soal hitungannya,,,lo masih bisa jawab kok pake pendekatan,hehhehhe
gw juga g expert kali, masih harus banyak belajar,,,kalian juga,,,
so,
gw harap setelah ini, mind set kalian berubah untuk jadi lebih
baik,,,sukai lah matakuliahnya, dengan sendirinya dya akan menyukai mu
(memudahkan mu dalam menjawab),hehhhe
quote yg aneh ya ^^,,,,good luck,sorry klo ceritanya berantakan,,,,next gw akan cerita lebih baik lagi,,,^^V
Dosen killer kah saya ?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar